Minggu, 25 Oktober 2015

Globalization And The Growth In Free Trde Agreements

   
Foto : Ist
  Dalam artikel ini, Prof. Shujiro Urata memberikan sebuah ikhtisar dari beragam tipe regional trade agrements (RTA) dan meneliti background dari perkembangan terkini terhadap regionalism di tahun 1990-an. Fokusnya yaitu menjelaskan mengapa FTA lebih populer ketimbang WTO yang sebelumnya sudah ada dan disini juga Prof menjelaskan tipe dan karakteristik dari RTA, efeknya terhadap ekonomi, yang mencakup statis dan dinamis.

      Free trade agreement (FTA) merupakan suatu bentuk perjanjian antar negara yang dimana sepakat untuk menghilangkan hambatan di dalam perdagangan, seperti tarif dan kuota impor. Dan FTA sendiri lebih menjunjung kepada kesepakatan bersama antar anggotanya, agar tidak ada diskriminasi antar anggota. Tipe dari FTA sendiri tidak jauh berbeda dengan perdagngan bebas lainnya, tetapi disini FTA memberikan solusi kepada anggota yang merasa dirugikan didalam berdagang. Maka dari itu tidak ada diskriminasi antar anggota, karena keanggotaan yang sedikit dan saling mengerti apa yang dibutuhkan anggotanya.

        Ditanya seberapa pentingnya regionalisme didalam perdagangan, maka jawabnya sangat penting sekali. Sebagai gambaran Uni Eropa, sebagai negara kawasan Eropa dengan geografi yang saling menyatu daratannya satu sama lain. Mereka memanfaatkan keunggulan tersebut dengan membentuk suatu kawasan perdagangan antar kawasan saja. Akibatnya apa yang terjadi, semua negara tersebut selangkah lebih maju dan dapat mengembangkan pasar yang lebih luas, tanpa harus mencari pasar luar kawasan. Ada data yang menarik yang di paparkan oleh JETRO International Trade Database, mereka memaparkan beberapa perdagangan kawasan yang ada di dunia. Hasilnya sangat mengejutkan, hampir setengah dari perdagangan dunia berpusat di Uni Eropa. Ekspor yang dilakukan Uni Eropa mencapai 44,1 persen dan impornya mencapai 43,8 persen di tahun 1990. Jadi, terbukti bahwa regionalism ini memberikan efek yang sangat signifikan terhadap perdagangan suatu negara.
Perlu dicatat bahwa pengaturan regional ini memuliki karakteristik. Pertama, mereka semakin besar. Contohnya saja Uni Eropa, dahulunya Uni Eropa hanya memiliki anggota sebanyak 6 negara. 3 anggota terbaru bergabung di tahun 1995, dan melebarkan sayapnya hingga Eropa timur. Dan negosiasi yang akan segera dimulai yaitu antara NAFTA dan MERCOSUR, mereka akan bergabung dan akan membentuk perdagangan di seluruh benua Amerika. Karakteristik yang kedua adalah kedalaman meningkatkan perjanjian. Uni Eropa merupakan contoh yang khas dari kecendrungan ini.Seperti disebutkan diatas, bahwa Uni Eropa yang sebelumnya hanyalah perserikatan dan sekarang sudah berkembang menjadi Integrasi ekonomi. Meskipun dalam mewujudkan ini membutuhkan waktu 40 tahun, transisi dari pasar umum menuju ekonomi serikat telah terjadi sejak 1990-an. Bahkan FTA, sebagai serikat yang longgar, menuju tanda-tanda perkembangannya. Ketiga, peningkatan kesepakatan antara negara-negara yang tidak terlalu dekat. Secara tradisional, RTA adalah kesepakatan negara-negara yang bertempat di geografis yang sama seperti Uni Eropa  dan ASEAN. Namun, negara-negara yang secara geografis jauh, seperti halnya Amerika dan Yordania, Chili dan Kanada, dan Singapura dan Selandia Baru, telah masuk dallam integrsi pengaturan. Juga dengan tren seperti interaksi tumbuh antara RTA. Contoh umum dari tren ini adalah FTA menyimpulkan antara Uni Eropa dengan Meksiko, yang merupakan anggota dari NAFTA, dan kerjasama ekonomi antar daerah, seperti antara uni Eropa dengan MERCOSUR.

        Ciri yang keempat adalah  kesediaan negara-negara yang tidak berpartisipasi dalam FTA untuk lebih berpartisipasi. Jepang menyelesaikan negosiasi FTA dengan Singapura pada akhir 2001, dan yang pertama yang pernah FTA lakukan. Dan Jepang kemungkinan juga menjajaki FTA dengan negara lain, termasuk Korea Selatan, Kanada, dan Australia. Pemain baru lainnya mempertimbangkan RTA termasuk Korea Selatan, China dan Taiwan. Korea Selatan mulai negosiasi untuk FTA dengan Chile pada bulan Desember 1999. Pembicaraan ini awalnya dijadwalkan akan selesai di tahun 2000 , namun penundaan dalam mengkoordinasikan liberalisasi pertanian, kehutanan dan impor perikanan telah menghambat negosiasi. Karakteristik kelima adalah kecendrungan kerangka daerah informasi  yang menentang klasifikasi sesuai dengan kreteria yang disebutkan sebelumnya. Yang paling menonjol adalah Asia Pasific Economy Community (APEC). 

      Pada Tahun 1989, APEC dimulai sebagai sebuah konferensi tentang kerjasama ekonomi antara negara-negara Asia-Pasifik, dan kemudian upgrade ke pertemuan puncak, meskipun tidak resmi. Tujuan APEC adalah liberalisasi dan fasilitasi perdagangan juga investasi asing. Karena liberalisasi, fasilitasi perdagangan, dan Investasi diperlukan bukan untuk anggota, APEC tidak diklasifikasikan sebagai RTA. Mengingat bagaimana pun, bahwa deklasrasi di Bogor, negara-negara industri APEC sepakat untu untuk mencapai liberalisasi perdagangan dan investasi asing di tahun 2010, dan anggota berkembang di tahun 2020. Namun demikian, karena liberalisasi bukanlah persyaratan dari FTA melainkan kesepakatan antar anggota, pertanyaannya tepat, untuk apakah tujuan APEC benar-benar dicapai.pada kenyataannya, APEC memaksakan anggotanya untuk meliberalisasi dan investasi asing, hal ini telah melanggar karakteristik dari RTA sendiri dan pada akhirnya, pemaksaan ini malah akan menimbulkan permasalahan ekonomi yang baru.

       Ada beberapa alasan mengapa sekarang ini negara-negara sudah mulai mengarah kepada FTA. Alasan yang pertama yaitu FTA lebih cepat, seperti perjanjian FTA, untuk mewujudkannya hanya membutuhkan waktu yang singkat tidak seperti halnya dengan WTO yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk merealisasikannya. Yang kedua karena sudah mulainya anti-global yang merasa bahwa liberalisasi yang di bawa oleh WTO merugikan negara tersebut. Ketiga, masalah lain mengapa negera-negara memilih FTA berkaitan dengan ukuran keanggotaannya, karena FTA sendiri hanya melibatkan beberapa negara saja, bahkan hanya ada dua negara, jadi untuk melakukan negosiasi tidak begitu sulit dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Keempat alasan lain mengapa negara-negara lain ingin berpartisipasi di dalam FTA adalah keinginan mereka untuk memperkuat pengaruh politik dan ekonomi mereka di kancah internasional notif ini sangatlah penting bagi negara-negara kecil.

       Dan dari keseluruhan ini semua, apabila FTA dapat direalisasikan maka akan berdampak kepada anggotanya sendiri. Dengan adanya perdagangan luar negeri, maka terbukalah pasar dan terciptalah peluang yang baru bagi kedua negara tersebut. kesempatan memperdagangkan barang dometik ke luar negeri akan menjadi lebih besar. Dan semua ini akan terbentuk perdagangan yang tidak hanya memusat kepada negara maju saja, tetapi negara berkembang lainnya dapat ikut berpartisipasi di dalam perdagangan dunia.  

0 komentar:

Posting Komentar