Ketika
pasangan Jokiwi-JK terpilih menjadi presiden dan wakil presiden, banyak
ekspektasi yang muncul di kalangan masyarakat. Masyarakat beranggapan bahwa
kedepannya pasangan Jokowi-JK dapat membawa perubahan baru di negara Indonesia
tercinta ini. Dan masyarakat juga banyak bergantung kepada pasangan ini, agar
dapat membawa Indonesia menjadi negara yang lebih maju, salah satunya dapat
meningkatkan perekonomian negara Indonesia ke arah yang lebih maju.
Sekarang,
pemerintahan Jokowi-JK sudah melewati lebih masa pemerintahannya, artinya sudah
melewati kwartal pertama dan akan memasuki kwartal kedua. Sudah banyak
permasalahan ekonomi yang dihadapi
pemerintah baru ini, mulai dari pelemahan nilai tukar rupiah, anjloknya
harga minyak, inflasi yang tinggi, dan lain sebagainya. Semua permasalahan ini
membuat masyarakat menjadi resah, karena tidak ada kepastian dari pemerintah
yaitu Jokowi-JK dalam mengatasi situasi yang begitu rumit ini. Akibat dari
semua ini, daya beli masyarakat menjadi turun, karena tidak ada kepastian harga
barang pokok di pasaran. Semua harga selalu bergerak secara dinamis, tidak bisa
diperkirakan oleh masyarakat dan ini semua baru contoh kecil.
Ketidakpastian
semua ini muncul dari kebijakan pemerintah yang tidak jelas arah
pembangunannya. Seperti inflasi yang terjadi pada barang pokok, kenaikan barang
ini bermula dari kebijakan yang menaikan harga bahan bakar minyak (BBM), dimana
sekarang ini pemerintah sudah mencabut subsidi BBM dan harganya sudah disesuai dengan harga pasar.
Akibatnya, sudah lima kali harga BBM mengalami perubahan, selama pemerintahan
baru ini. Seharusnya pemerintah sadar, ketika pemerintah menaikan harga BBM
maka semua harga barang, baik itu harga barang pokok dan harga barang lainnya
serta ongkos angkutan, ke semua itu akan ikut bergerak naik dan terjadilah
inflasi besar-besaran.
Harga
BBM naik yang mempengaruhi semua harga barang dipasaran dan di waktu yang
bersamaan harga listrik PLN juga ikut
dinaikkan. Harga tabung gas 3kg atau yang biasa disebut tabung gas melon, juga melengkapi
kenikan keseluruhan harga-harga barang dipasaran. Jadi, dimana letak
keberpihakan pemerintah terhadap rakyat dan sampaikan semua ini akan berakhir?.
Tingginya
inflasi dapat mempengaruhi kwalitas hidup masyarakat Indonesia, karena ketika
harga-harga barang dipasaran mengalami peningkatan, maka seseorang harus
mengurangi konsumsi dan mencari barang substitusi atau barang pengganti untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Paparan sebelumnya menunjukkan akan terjadi
pengurangan konsumsi rumah tangga atau turunnya daya beli masyarakat, akibat
dari inflasi yang tidak diikuti oleh kenaikan pendapatan masyarakat Indonesia.
Semua yang terjadi, baik itu inflasi dan turunnya daya beli masyarakat, akan
dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Karena kedua variabel
ini sangat memperngaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan variabel yang paling
kuat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah tingkat konsumsi rumah tangga.
Faktanya,
dari data BPS menunjukkan bahwa aktivitas permintaan akhir ini masih di dominasi
oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yang mencakup lebih dari
separuh Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Sudah jelas bahwa tingkat
konsumsi sangat berpengaruh besar terhadap pembangunan nasional. Dengan
struktur perekonomian yang sangat di pengaruhi oleh pengeluaran rumah tangga,
maka apabila tingkat konsumsi rumah tangga mengalami penurunan, dapat
dipastikan akan memberi dampak besar terhadap penurunan pertumbuhan ekonomi.
Untuk
kwartal pertama ini pemerintah masih bisa bernafas lega, karena konsumsi rumah
tangga masih mengalami peningkatan. Menurut data BPS pada kwartal pertama
tingkat konsumsi mengalami pertumbuhan 0,11% dari kwartal keempat 2014 dan
dikisaran 5,01% , tetapi dari data ini BPS melihat tidak ada perubahan yang
berarti pada struktur PDB Indonesia
menurut pengeluaran yang berlaku di kwartal pertama 2015.
Maka
dari itu, pemerintah sebagai pemegang kekuasaan tertinggi cobalah lebih bijak dan
lebih cermat dalam mengambil keputusan. Ditakutkan, cepat atau lambat akibat inflasi
yang terus berlanjut hingga sekarang ini, akan menekan konsunsi rumah tangga
dan akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepannya. Tinggi atau
rendahnya konsumsi rumah tangga sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi
Indonesia, seperti yang dijelaskan pada paragraf sebelumnya.
Pertumbuhan
ekonomi sangatlah penting bagi setiap negara, karena sebagai tolak ukur dari kemajuan
negara tersebut. Melihat kemakmuran dari negara juga dapat dilihat dari
pertumbuhan ekonomi, ketika pertumbuhan tinggi maka tingkat kemakmuran akan
ikut bergerak naik dan sebaliknya, pertumbuhan yang rendah akan menurunkan
tingkat kemakmuran negara tersebut.
Di
kwartal pertama pertumbuhan Indonesia secara mengejutkan mengalami penurunan
dibawah 5,0 persen dan penurunan ini diluar prediksi pemerintah. Menurut data
BPS, Indonesia mengalami pertumbuhan di kwartal pertama sebesar 4,7 persen dan
di bandingkan dengan tahun sebelumnya, ditahun 2014 pertumbuhan Indonesia
tumbuh sebesar 5,14 persen. Artinya, sekarang ini Indonesia mengalami
perlambatan ekonomi dan perlambatan ini ditakutkan akan mempengaruhi seluruh
kegiatan ekonomi yang ada.
Oleh
karena itu, walaupun tingkat konsumsi rumah tangga tetap mengalami kenaikan di
kwartal pertama, tetapi ditakutkan kedepannya dengan banyaknya kebijakan dan
ketidakpastian ekonomi sekarang ini, akan mempengaruhi konsumsi rumah tangga
atau masyarakat nantinya.
0 komentar:
Posting Komentar